Jakarta

Jokowi Fokus Hadapi Pandemi, Moeldoko “Sibuk” Gugat Menkumham

×

Jokowi Fokus Hadapi Pandemi, Moeldoko “Sibuk” Gugat Menkumham

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Beritaini.com – Gugatan Moeldoko kepada Menkumham Yasonna Laoly terkait KLB illegal Deli Serdang, ditanggapi DPP Partai Demokrat bahwa tindakan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sangat memalukan.

DPP Partai Demokrat berangggapan, sepak terjang Moeldoko mencerminkan ketidakpeduliannya membantu Presiden Jokowi, yang saat ini fokus menghadapi lonjakan kasus pandemi Covid-19 di Indonesia yang kembali mengganas.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menuliskan, setidaknya ada tiga hal yang memalukan atas keputusan Kepala Staf Presiden (KSP) Jokowi itu mem-PTUN Menkumham.

“Pertama, saat ini Presiden Jokowi dan jajaran pemerintahan sedang fokus mengatasi memuncaknya gelombang kedua Covid-19, yang memecahkan rekor angka kematian sejak awal pandemi Maret 2020 lalu. Dalam kondisi genting ini, sepatutnya KSP Moeldoko juga fokus membantu Presiden,” tulis Herzaki yang diterima media ini, Jumat 25 Juni 2021.

KSP Moeldoko menurut Herzaki, malah memecah fokus tugas dan tanggungjawabnya sebagai pejabat yang digaji negara, untuk ambisi politik pribadinya.

Baca juga:  Kasus Covid-19 Jadi 117, Jokowi Minta Pemda Dukung Kebijakan ASN Bekerja di Rumah Dengan Online

Kedua, Herzaki menjelaskan, “Dengan menggugat Menkumham yang mengambil keputusan atas nama pemerintah, KSP Moeldoko justru menunjukkan ketidakpatuhan pada hukum dan sekaligus ketidak kompakan diantara para pembantu Presiden.”

“Selain legal standing, KSP Moeldoko pun tidak jelas, hal ini akan menyedot waktu dan sumber daya pengadilan, dimana kasus-kasus lain yang lebih penting serta genting, masih menumpuk,” imbuhnya.

Ketiga, lanjut Herzaki, “Menkumham, disaksikan Menko Polhukam, pada akhir Maret 2021 lalu, dengan tegas telah menolak mengesahkan KLB ilegal Deli Serdang, karena tidak memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan, serta konstitusi Partai Demokrat yang sah. Namun dalam gugatannya di PTUN, KSP Moeldoko dan Jhoni Allen Marbun masih mengatasnamakan sebagai Ketua Umum dan Sekjen Partai Demokrat. Sungguh memalukan dan menyedihkan.”

Baca juga:  HPN 2020, Presiden Jokowi: Informasi yang Sehat Memerlukan Jurnalisme yang Baik

“Kemenkumham sudah melaksanakan tugasnya sesuai aturan, tapi malah digugat oleh KSP Moeldoko. Kami yakin, Majelis Hakim PTUN yang mengadili perkara ini akan menegakkan keadilan sesuai perundang-undangan yang berlaku, demi kepastian hukum,” tegas Herzaky.

Herzaky dalam rilisnya menjelaskan, pada hari Jumat 25 Juni 2021, Moeldoko dan Jhonny Allen memasukkan gugatan terhadap Menkumham RI yang menolak permohonan panitia KLB Ilegal Deli Serdang pada tanggal 31 Maret 2021.

Diketahui, penolakan Menkumham RI atas hasil KLB tersebut tidak memenuhi kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan berdasarkan Peraturan Menkumham RI no. 34 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Pendirian Badan Hukum, Perubahan AD/ART, serta Perubahan Kepengurusan Partai Politik.

Menkumham juga menggunakan rujukan AD/ART Partai Demokrat hasil Kongres V tahun 2020 yang terdaftar dan tercatat di Ditjen AHU Kemenkumham, serta telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara.