Samarinda, Beritaini.com– Gelombang tinggi dan angin kencang mulai redah ketika KM. Adithya menyentuh ujung sungai mahakam Samarinda Kaltim pukul 6.30 pagi. Kapal yang mulai berlayar dari pelabuhan Pare-pare Sulsel sedikit melambat. Maklum Akhir Desember biasanya cuaca kurang bersahabat.
Menyusuri sepanjang sungai Mahakam lumayan jauh menempuh perjalanan sekira 3 jam. Sungai yang tergolong lebar dan panjang itu menjadi urat nadi perekenomian Kalimatan Timur.
Kapal-kapal pengangkut batu bara lalu lalang dijalur sungai mahakam. Begitu pula sumur-sumur minyak dilaut dan depot BBM nampak di bibir sungai.
KM Aditya milik perusahaan pelayaran swasta itu terus bergerak membelah sungai mahakam. Sungai itu juga membelah kota Samarinda.
Sungai mahakam sepertinya memiliki banyak muara pintu masuk. Muara-muara itu menjadi alur dengan tujuan yang berbeda menuju satu daerah di Samarinda.
Menuju Kota Samarinda sepertinya tak memiliki jalur alternatif jika lewat laut kecuali jalur sungai mahakam. Sebab tak miliki pelabuhan laut seperti Balikpapan.
Air sungai mahakam terlihat keruh membawa kayu-kayu kecil. Tapi rumah-rumah penduduk terlihat dipinggir-pinggir sungai.
Terus bergerak memasuki kota Samarinda. Melewati bawah jembatan kutai yang menghubungkan Tenggarong.
Jembatan Kutai teringat satu novel Seno Gumira Aji Darman dunia sukab “Penari Dari Kutai”. Selamat datang di Kota Samarinda.(*)
Penulis : Salim Majid