Mamuju TengahSulawesi Barat

Status Transmisi Lokal Pontanakayyang Berdampak Sosial Ekonomi

×

Status Transmisi Lokal Pontanakayyang Berdampak Sosial Ekonomi

Sebarkan artikel ini

Mateng, Beritaini.com – Pasca meninggalnya positif Covid-19 di Desa Pontanakayyang Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng). Pemerintah setempat menetapkan wilayah Desa Pontanakayyang bersatus Transmisi Lokal.

Kebijakan status Transmisi Lokal untuk Desa Pontanakayyang berdampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi warga Pontanakayyang.

Gugus Tugas Provinsi Sulbar Bidang Pencegahan, dr Muh Ihwan, membenarkan bahwa Desa Pontanakayyang telah seminggu berstatus Transmisi Lokal.

“Sudah hampir seminggu transmisi lokal di desa tersebut,” ungkap Muh Ihwan yang juga Sekertaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, saat dikonfirmasi Beritaini.com, Rabu (15 April 2020).

Istilah Transmisi lokal menurut Kemenkes adalah penyebaran virus penyebab COVID-19 itu tidak lagi dari masyarakat luar, tetapi sudah dari masyarakat ke masyarakat lokal.

Menanggapi hal ini, Ketua Garda Nusantara Sulbar, Hasri Jack, mengatakan, “ada dua hal yang harus dilakukan pemerintah, melalui gugus tugas atau dinas terkait, yang pertama adalah edukasi, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang wabah ini, sehingga tidak terlalu membuat kepanikan yang berlebihan,” ujarnya.

Baca juga:  Kapolda Sulbar Minta Personilnya Lebih Serius Cegah dan Tangani Pandemi

“Ketika tidak ada edukasi, panik berlebihan maka masyarakat akan cenderung melakukan diluar kewajaran, itu yang dikhawatirkan dan itu bahaya bisa caos nanti,” pungkas Hasri.

Hasri juga mengharapkan agar pemerintah Mamuju Tengah, selain memberikan edukasi maksimal kepada masyarakat terdampak di Pontanakayyang dan sekitarnya, juga memberikan bantuan pangan.

“Yang kedua adalah bantuan pangan, kenapa penting bantuan pangan, karena stigma yang muncul di masyarakat tanpa edukasi yang maksimal, itu akan menjauhi wilayah itu, bayangkan penjual sayur, penjual ikan, tidak berani masuk,” ungkap Hasri yang juga lawyer.

“Belum kebutuhan pangan yang lain, masyarakat mau belanja ada rasa was was, takut didiskriminasi atau dikucilkan,” tambahnya.

Baca juga:  Aklamasi, Suraidah Nakhodai Kwarda Sulbar Periode 2023-2028

“Bagaimana pemerintah memberikan kebijakan alternatif yang cepat dirasakan masyarakat,” imbuhnya.

Irfan, pemrakarsa Gerakan Seribu Cinta untuk Pontanakayyang mangatakan, “kami yang lahir di sana merasakan sekali, kami tidak mau dibenci oleh orang luar, dikucilkan oleh orang luar, meskipun mereka mengatakan tidak dikucilkan, namun kami merasakan sekali,” tandasnya.

“Tadi malam ada sepupu dari mateng, dia kesini (Mamuju-red), kerumah mertuanya, baru beberapa menit duduk ditanya oleh pak RT, orang Pontanakayyang?, sepupu saya meng iyakan, lalu pak RT meminta untuk pulang, bahaya itu kata pak RT setempat,” tutur Irfan dengan nada memelas.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pihak Pemerintah Kabupaten Mateng.