Beritaini.com – Kurang lebih seminggu lagi, di empat Kabupaten akan menggelar kontestasi Pilkada serentak yang puncaknya tanggal 9 Desember 2020. Disisi lain, masyarakat diperhadapkan dengan masa pandemi dan tahun politik. Di Provinsi Sulbar, kontestasi demokrasi ini berbarengan dengan kebiasaan baru di masa pandemi Covid – 19 yang kini belum jelas kapan usai.
Menikmati masa baru atau new normal, dimana masyarakat beraktivitas wajib memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Untuk memaksimalkan semua ini, sejumlah pihak, baik Pemda maupun pihak Polisi dan TNI terus gencar melakukan operasi yustisi dan sosialisasi tentang cara ampuh memutus mata rantai penyebaran Covid -19.
Saat ini 4 kabupaten mengikuti tahapan Pilkada yang digelar Komisi Pemilihan Umum ( KPU). Namun setiap tahap yang harus dilaksanakan tidak seperti pelaksanaan sebelum nya karena benar – benar harus punya batasan orang yang hadir, baik jumlah peserta kampanye maupun jumlah peserta yang hadir dalam ruangan.
Jika sebelum nya KPU telah melaksanakan kampanye terbuka yang biasa dilaksanakan di ruang terbuka. Lain di masa pandemi ini, KPU harus mampu menegaskan kepada semua peserta Pemilu agar melaksanakan kampanye terbatas atau door to door namun tetap dibatasi jumlah peserta.
Seperti yang dilaksanakan belum lama ini, beberapa KPU di Provinsi Sulbar sukses menyelenggarakan debat publik. Acara debat publik ini, sangat penting sekali. Karena ini salah satu cara Paslon untuk bisa menjual visi misi yang harus disampaikan ke publik atau ke masyarakat melalui siaran langsung melalui media dalam jaringan seperti akun facebook, youtube dan tv lokal lainnya.
Setiap tahapan, pasti selalu mengundang banyak massa, namun dengan tegasnya polisi dan TNI selalu menerapkan atau menginginkan agar protokol kesehatan selalu diutamakan dan dijalankan. Jika tidak mengindahkan perintah atau melanggar larangan tersebut, sudah pasti akan dibubarkan.
Di Kabupaten Majene, hari Minggu kemarin 29 November 2020, KPU terbilang sukses melaksanakan debat publik yang di Aula Tammajarra LPMP. Nampak terlihat, semua peserta Paslon mengikuti protokol kesehatan, memakai masker, sarung tangan dan face shield. Dan ruangan debat publik pun terlihat sangat terbatas orang yang masuk, baik pendukung maupun dengan para panitia.
Tak hanya itu, penerapan protokol kesehatan dan pembatasan massa juga menjadi fokus utama dalam kegiatan kali ini guna mengantisipasi segala kemungkinan yang ada khususnya bahaya dan ancaman Covid-19
Nampak seluruh personil yang dipimpin langsung oleh Kabag Operasi AKP Ujang Saputra, memastikan kondisi aman dan kondusif serta membatasi jumlah massa yang masuk ke ruang debat sesuai ketentuan yang ada.
Dalam penjagaan tempat debat publik itu, diketahui dijaga 130 Polri ditambah lagi back up TNI, Satpol PP dan Dishub masing – masing telah ditempatkan pada pos yang dianggap rawan.
Berbeda di Kabupaten Mamuju Tengah ( Mateng ). Petugas juga terlihat mendisiplinkan semua masyarakat di setiap titik keramaian. Petugas gabungan, siang malam melaksanakan operasi yustisi protokol kesehatan dengan tujuan yang sama yakni menghimbau kepada masyarakat yang masih beraktifitas diluar rumah ataupun berkumpul tanpa menjalankan prokes.
Namun masih ada juga warga yang mengabaikan protokol kesehatan. Untuk itu petugas langsung memberikan sanksi tegas agar bisa menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi ini.
“Petugas yang melaksanakan Operasi Yustisi di fokuskan kepada tempat-tempat dimana masyarakat berkumpul dan tidak menjalankan protokol kesehatan,” ujar Kapolsek Topoyo IPDA Herman.
Dijelaskannya, operasi yustisi ditunjukan agar warga sadar pentingnya memakai masker hingga menjaga jarak demi mencegah Covid-19.
“Meskipun saat ini jumlah pasien Covid-19 sudah mulai mengalami penurunan, namun untuk menjaga agar tidak terjadi peningkatan kembali kita upayakan dengan pencegahan,” jelasnya.