Palu, Beritaini.com- Ratusan hingga ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berasal dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Sekertariat lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengikuti upacara bulanan dipimpin Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si, di Halaman Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Rabu (17/10).
Pelaksanaan upacara bulanan ini adalah kali pertama pasca gempa dan tsunami serta likuifaksi di sebagian wilayah Sulawesi Tengah yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi pada tanggal 28 September 2018 yang menelan korban jiwa ribuan orang serta meluluhlantahkan ribuan rumah warga Sulawesi Tengah.
Gubernur Sulawesi Tengah, H. Longki Djanggola mengawali sambutannya memberikan apresiasi kepada para ASN yang secara sadar, terpanggil untuk menunaikan salah satu kewajibannya dalam rangka membina kedisiplinan dan kebersamaan ASN untuk mengikuti upacara bulanan.
”Walaupun upacara kali ini dadakan dalam suasana keprihatinan dan duka cita yang belum hilang, tapi saya harap kita jangan sampai menyerah dan terus dibayang-bayanginya. Marilah kita semua selaku aparatur untuk kembali merapatkan barisan seraya berangsur-angsur bangkit dari keterpurukan dan memulai recovery dan pekerjaan-pekerjaan pelayanan dasar secara normal seperti semula kepada masyarakat,” ujar gubernur.
Sebagai wujud berbelasungkawa, gubernur mengajak kepada seluruh peserta upacara untuk mendoakan ASN dan masyarakat Sulawesi Tengah yang turut menjadi korban pada musibah tersebut, kiranya Allah mengampuni dosa serta menerima segala amal ibadah.
Pada kesempatan itu, gubernur juga menyatakan perpanjangan masa tanggap darurat bencana alam gempa dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah sampai tanggal 26 Oktober 2018, bertujuan untuk merespon segala kebutuhan penanganan pengungsi, distribusi logistic, pembukaan akses ke lokasi yang terisolir.
Gubernur juga berharap kepada para ASN untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan segera bangkit serta membenahi ruang kerja dan kantor masing-masing.
Gubernur mengakui telah melakukan pengecekan di masing-masing biro lingkup sekretariat daerah dan menilai areal perkantoran masih layak digunakan, tinggal pembenahan akibat kerusakan akibat gempa.
Khusus bagi ASN serta masyarakat Sulawesi Tengah yang menjadi korban Tsunami, gempa bumi serta likuifaksi yang rumahnya rata dengan tanah, dan tidak dapat digunakan lagi, seperti yang bermukim di BTN Perumnas Balaroa, Petobo dan Jono Oge akan dibuatkan Hunian Sementara (Huntara) serta hunian tetap (Huntap).(*)