Catatan Redaksi

Bersiaplah Menyambut Era New Normal

×

Bersiaplah Menyambut Era New Normal

Sebarkan artikel ini

Catatan Redaksi

Oleh : Mursalim Majid

Di jalan trans sulawesi begitu sepi kendaraan yang melintas. Memori keramaian itu masih terngiang – ngiang dibenak saat hari raya idul fitri tahun lalu.

Suasana silaturruhmi begitu kental. Jalan utama begitu ramai berseliwerang kendaraan. Warga pun sibuk bersiarah kesanak keluarga mereka. Saat hari lebaran.

Tahun ini suasana lebaran itu tak seperti sebelumnya. Tak ada aktivitas warga yang menonjol. Seperti suasana ” perang ” melawan musuh yang tak nampak disebut virus corona.

Wabah ini memaksa kita untuk memasuki satu pase kehidupan baru yang disebut New Normal. Interaksi sosial dengan physical distancing atau sosial distancing satu pilihan pahit.

Semua kehidupan sosial manusia diatur agar tak terinfeksi covid-19. Bahkan pembatasan pergerakan orang memasuki satu wilayah begitu di perketat.

Tak heran, jika ditapal batas Majene – Mamuju dipasangi palang bambu dan dijaga ketat aparat keamanan bersama satgas covid -19.

Pembatasan pergerakan orang di hari raya idul fitri ini, bukan tanpa alasan. Tujuan subtansi bagaimana memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Baca juga:  Catatan Redaksi: Refleksi Covid-19 Sepanjang Trans Sulawesi

Kendati aspek ekonomi dan sosial terganggu. Ketahanan ekonomi telah diuji dalam menghadapi wabah yang belum ditahu kapan akan berakhir.

New normal, mau tak mau, suka tidak suka kita harus bisa beradaptasi dalam kehidupan yang baru dan hidup berdampingan dengan covid -19.

Merubah jabat tangan dengan dengan cara lain butuh adaptasi, agar lahir kebiasaan saling memahami. Bahwa setiap interaksi sosial mengikuti protokol kesehatan.

Pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan dengan sabun adalah new normal yang harus dijalani.

Selain itu, kebiasaan bertemu dan berkumpul menggantinya dengan tehnologi digital. Begitu pula bekerja dan belajar boleh jadi tak ada lagi tatap muka antara bawahan dan pimpinan atau murid dan guru.

Mengandalkan medium digitaliasi menjadi pilihan utama. Berlomba membangun SDM dalam memanfaatkan tehnologi internet satu pilihan yang tak bisa di tawar – tawar lagi.

Baca juga:  Catatan Redaksi: Refleksi Covid-19 Sepanjang Trans Sulawesi

Kebiasaan berdesak – desakan di tempat umum, kini dirubah dengan jaga jarak. Di ruang – ruang publik pembatasan sosial diperketat.

Pelayanan publik pun terpasang tempat cuci tangan plus sabun. Maskerpun menjadi kebiasaaan menempel di mulut. Kendati komunikasi dengan pakai masker kurang menyenangkan. Tapi itulah cara baru hidup normal di ditengah badai pandemi.

Pembatasan pergerakan orang tak hanya di kota – kota besar. Di pelosok – pelosok desa terlihat palang melintang di pintu masuk kampung.

Covid -19 tak pandang bulu. Kekuatan imun menjadi benteng terakhir dalam melawan virus corona. Selama vaksin belum ditemukan.

Dengan anti bodi yang kuat hidup berdampingan dengan virus corona, akhirnya menjadi kebiasaan. Lambat laun ketakutan akan ancaman covid-19 akan sirna.

Tak ada pilihan lain kecuali beradaptasi dalam lingkugan sosial dengan cara baru. Maka bersiaplah kita menyambut era New Normal.(*)