Berita

Kasus Corona di Sulbar Melonjak, IAKMI Angkat Bicara

×

Kasus Corona di Sulbar Melonjak, IAKMI Angkat Bicara

Sebarkan artikel ini

Mamuju. Beritaini.com– Jubir Satgas Penanganan Covid- 19 Provinsi Sulbar Safaruddin Sanusi kembali merilis total covid-19 sudah mencapai 1689 tertanggal 19 Desember 2020.

Sedangkan kabar baik adanya pasien sembuh sebanyak 1429 orang. Sementara yang meninggal dunia masih 26 orang.

Menyikapi lonjakan kasus covid-19 di Sulbar, Ketua Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ( IAKMI ) Sulbar Hamid Nugtoho angkat bicara.

Hamid Nugroho mengatakan penegakan protokol kesehatan harus konsisten & tegas. “Akhir- akhir ini kita sudah mulai abai terhadap penyebaran covid-19,” sebut Nugroho dalam pesan pendeknya yang diterima redaksi beritaini.com 19 Desember 2020.

Nugroho menyebut, tempat-tempat yang berpotensi terjadi kerumunan dan interaksi banyak orang, sudah tidak konsisten menerapkan protokol kesehatan.

Ia mencontohkan seperti di pasar – pasar, rumah ibadah bahkan kantor pemerintah.

Kata Nugroho peningkatan kasus covid-19 minggu – minggu terakhir ini ada indikasi adalah akibat terbukanya peluang kerumunan pada moment pilkada 9 Desember lalu.

Baca juga:  Evaluasi Akhir Tahun SMSI: Polisi Siber Silakan Diaktifkan

“Kedepan, natal & tahun baru, dimana ada libur nasional merupakan moment yang perlu kita waspadai,” ujarnya

Nugroho menegsskan perayaan Natal dan tahun baru 2021, jika dilaksanakan seperti tahun- tahun sebelumnya sangat potensial meningkatkan penularan covid 19 ini.

Untuk itu, ujar Nugroho satgas harus bisa memastikan bahwa perayaan kedua hari besar tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan. Konsisten memakai masker, sering – sering cuci tangan dan tetap jaga jarak.

Selain itu, IAKMi Sulbar menyambut baik dengan masuknya vaksin covid -19 yang akan digratiskan oleh pemerintah merupakan kabar gembira bagi kita semua.

Namun demikian proses vaksinasi yang kemungkinan bisa dimulai Januari mendatang tidak serta merta bisa langsung menghentikan pandemi ini.

Sebab, kata Nugroho proses vaksinasi tidak bisa mengcover seluruh masyarakat dalam waktu singkat. Karena vaksin membutuhkan perlakuan khusus saat distribusi dan penyimpanan.

Harus dibawah 0 derajat bahkan ada yang harus lebih dari itu. Jika tidak, vaksinnya akan mati dan tidak akan efektif

Baca juga:  Ujian Penyesuaian Ijazah Pemprov Sulbar, Idris Harap Birokrat Geser Pola Lama

” Mengingat jumlah petugas kita yg masih kurang, dan butuh pelatihan khusus,” kata Nugroho.

Menurut Nugroho ketersediaan jumlah vaksin akan disuplai secara bertahap, sehingga vaksinasi pada tahap awal akan lebih diprioritaskan pada mereka yang paling rentan tertular, misalnya petugas kesehatan.

“Perkiraan saya proses vaksinasi akan berlangsung sekitar setahun kedepan sehingga coverage vaksinasi covid 19 bisa maksimal,” katanya.

IAKMI Sulbar ini memberi catatan penting bahwa herd imunity akan terjadi jika coverage vaksinasi diatas 75% dari jumlah populasi.

Olehnya itu, sebut Nugroho tindakan pencegahan penularan covid 19 dengan penegakan protokol kesehatan harus tetap konsisten diterapkan.

“Tidak boleh kendor. Jika tidak, maka pusat-pusat perawatan covid 19 masih akan kewalahan menangani pasien dan masyarakat kita masih akan bertumbangan. Masyarakat perlu tetap diajak untuk konsisten menerapkan prokes sembari bersabar menunggu giliran untuk di vaksin,” pungkasnya.