Mamuju.Beritaini.com- Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ( IAKMI ) Provinsi Sulbar Nugroho Hamid angkat bicara terkait belum adanya alat tes PCR untuk Covid-19 di Sulbar.
Menurut Ketua IAKMI Sulbar ini, ditengah pandemi covid-19, harusnya menjadi momentum untuk melengkapi labkes yang dimiliki Pemprov Sulbar.
Labkes yang telah dibangun degan dana yang cukup besar itu diharapkan dapat berfungsi dengan maksimal terutama untuk penyakit yang butuh hasil lab yang cepat seperti covid-19 ini.
Penegakan diagnosa sebut Nugroho harus akurat seperti melalui pemeriksaan lab. Pemeriksaan swab PCR (Polimerase Chain Reaction).
“Rapid test hanya untuk skrining/diagnosa awal. Jika ada gejala covid-19 harus dilanjutkan degan swab PCR,” jelas Nugroho yang juga ketua Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia ( PERSAKMI ) Sulbar.
Persoalannya sebut Nugroho adalah sampel swab masih harus dikirim ke lab yang ada di makassar dan butuh minimal 5 hari, bahkan bisa 7 – 10 hari jika antrean sampel lagi banyak.
“Jika labkes kita fit di sulbar dan mampu melakukan tes swab PCR sendiri, maka hasilnya dapat kita ketahui paling lama 2 hari saja,” ujar Nugroho.
Untuk kepentingan penegakan diagnosa, ujar Nugroho sulbar selayaknya melengkapi labkes yang ada sekarang dengan fasilitas yang bisa menguji swab untuk covid-19.
Saat ini, kata dia timingnya pas, ada kebutuhan akan hasil yang cepat dan ada upaya serius pemerintah untuk refocusing anggaran untuk penanganan pandemi covid-19.
Nugroho mengakui jika memang tidak mudah menyulap labkes yang ada di sulbar untuk bisa melakukan tes swab PCR secara mandiri, karena bukan sekedar alat tes Swab PCR saja yang dibutuhkan, namun kesiapan SDM, sarana dan prasarana lainnya juga harus diadakan.
“Penularan covid-19 cepat, dan kita tdk boleh kalah cepat untuk menghadapinya,” kata Nugroho
Menurut Nugroho Pengadaan alat tes swab PCR membutuhkan dana sekitar Rp. 3 M ditambah kelengkapan sarana dan prasarana, serta pelatihan bagi tenaga Lab. Mungkin bisa mengbiskan dana sekitar Rp. 5 M.
” Memang besar, tapi semua itu tidak sebanding degan nilai jiwa rakyat yang melayang akibat covid-19,” katanya.
Nugroho berujar bahwa dibeberapa provinsi seperti sulteng telah mengadakan alat tes swab PCR dan kedepannya mereka tidak perlu lagi mengirim sampel tes swabnya ke makassar.
” Intinya penegakan diagnosa yang cepat akan mempengaruhi kecepatan petugas kesehatan dalam.menangani pasien yang positif,” pungkasnya.(*)