Mamuju, Beritaini.com – Menindak lanjuti rencana Pemprov Sulbar menghadirkan pendidikan kedokteran di Sulawesi Barat, Sekprov Sulbar Muhammad Idris melakukan rapat koordinasi akselerasi proses pembukaan pendidikan kedokteran, berlangsung di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur Sulbar, Rabu 11 November 2020.
Sekprov Sulbar, Muhammad Idris mengatakan, untuk mendukung pembentukan sekolah kedokteran di Sulbar, akan dibentuk suatu tim yaitu tim teknis daerah dan tim nasional yang ada di Jakarta.
Idris menjelaskan, yang dimaksud dengan tim nasional adalah Institusi Kementerian Kesehatan serta Pendidikan dan Kebudayaan yang akan dilibatkan untuk mempermudah jalannya proses pembukaan sekolah pendidikan kedokteran di sulbar.
“Saya sudah memiliki gambaran mengenai tim yang akan dibentuk, tapi kami ingin kawan-kawan untuk saling bahu membahu dalam bekerja secara terbuka, serta apa saja yang kita butuhkan dalam tim ini,” ujar Idris.
Menurut Idris, tim teknis daerah akan terbagi menjadi dua tim, yaitu tim akademik dan tim non akademik yang akan menjadi penyapa kampus untuk memberikan dukungan sarana dan prasarana, bantuan anggaran, bantuan administrasi, serta infrastruktur lainnya termasuk di dalamnya aspek keuangan.
Idris menjelaskan, sebagai bagian eksekusi pembentukan sekolah kedokteran di Sulbar, maka Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan akan dipercaya dalam menyiapkan tenaga pendidik serta mempersiapkan lokasi kampus yang sederhana.
“Ada koreksi anggaran yang muncul pada Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan termasuk Rumah Sakit untuk mempersiapkan, paling tidak kampus yang sederhana. Dalam hal itu kami sudah tetapkan bahwa kampus sekolah kedokteran berada di Rumah Sakit lama yang akan difokuskan sebagai kampus pendidikan kedokteran di Sulbar,” tutur Idris.
Untuk desain kampus, Idris menambahkan, dalam hal itu akan membentuk tim teknis untuk mendesainnya yang rencananya dapat diselesaikan sebelum 2021.
Idris menekankan target kesiapan kampus tersebut betul-betul sudah sangat siap pada 31 Juni 2021, artinya pada bulan itu sudah aktif kuliah.
“Jadi Juni itu batas akhir kesiapan kita karena interior desain saja dan pengerjaannya tidak mudah juga, sebab rumah sakit lama itu sudah banyak kerusakan, atap yang bocor. Tapi itu bisa ditangani, dan tidak semua ada perbaikan gedung, karena itu butuh dana yang besar. Tapi apabila anggarannya ada saat ini, maka akan jauh lebih bagus dikerjakan keseluruhan,” pinta Idris. (Twn/*)