Jakarta

Perempuan Memaknai Momentum ke -75 Tahun Kemerdekaan Indonesia

×

Perempuan Memaknai Momentum ke -75 Tahun Kemerdekaan Indonesia

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Beritaini.com-Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-75 tahun ini adalah momen penting dan bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semangat yang terkandung dalam tema “Indonesia Maju” sangat relevan bagi perempuan Indonesia yang mencapai kemajuan di suatu titik, namun disisi lain masih didera kekerasan dan diskriminasi.

Dalam rilisnya, perwakilan organisasi – organisasi yang tergabung Gerakan Gender Watch menyampaikan pesan penting dari perempuan bahwa peringatan kemerdekaan adalah setiap manusia dengan identitas apapun harus dijamin bebas dari kekerasan khususnya kekerasan berbasis gender.

Gerakan Gender Watch menilai bahwa perempuan berhak menikmati dan merayakan kemerdekaan dalam hidupnya, merdeka menyuarakan aspirasi, mendapatkan rasa aman, bebas dari ancaman kekerasan dalam berbagai situasi, mendapatkan perlindungan dan terpenuhi hak atas kualitas hidup yang baik.

Mereka selama ini melakukan pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kritis dan kepemimpinan perempuan akar rumput menyuarakan “Perempuan Lintas Identitas untuk Memaknai Kemerdekaan” oleh berbagai jaringan perempuan.

Baca juga:  Indonesia Halal Lifestyle Center Gelar 'State Islamic Economy Report'

Peringatan ini juga dijadikan penanda sejarah untuk meluncurkan Sekolah Perempuan Nusantara. Bahkan telah tersebar di desa-desa kepulauan dan pegunungan terpencil, rawan bencana, miskin, masyarakat adat, miskin kota, wilayah kerusakan lingkungan, dan kekeringan di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Sumatera Barat dan DKI Jakarta.

Nama Sekolah Perempuan Nusantara sengaja dipilih, alasannya agar dapat menjadi spirit untuk memperteguh cinta tanah air, kebangsaan, ke-Indonesiaan dan penghargaan terhadap nilai-nilai keberagaman identitas gender, kelas, suku, ras, etnis dan agama.

Kendati memasuki tahun kedelapan, Sekolah Perempuan diharapkan menjadi salah satu model pemberdayaan perempuan yang secara khusus mengembangkan kepemimpihan perempuan akar rumput dengan membangun kesadaran kritis, kecakapan hidup, solidaritas, dan komitmen untuk melakukan perubahan menuju masyarakat yang setara, berkeadilan gender dan inklusif.

Dengan demikian, untuk mencapai visinya, dibutuhkan kerja keras, komitmen dan kerjasama berbagai pihak dalam menghadapi tantangan berlapis antara budaya patriarki, konservatisme yang dilekatkan dengan norma-norma.

Baca juga:  Sinergi Alumni 91-93 Semarak Kemerdekaan Dihadiri 'Duo Ical'

“Di depan mata kita, kekerasan seksual terjadi di berbagai tempat dan mengancam kehidupan perempuan mulai dari balita, remaja, perempuan dewasa bahkan disabilitas,” katanya dikutip dari rilis Gerakan Gender Watch.

Karena itu, kemerdekaan Indonesia ke-75 ini harus menjadi peringatan agar Indonesia tidak melanjutkan segala bentuk tindakan yang menghadang proses legislasi perlindungan perempuan.

Tidak ada alasan yang mendasar untuk menggantung Rancangan Undang-Undang Kekerasan Seksual dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

Gerakan Gender Watch ini pun menegaskan bahwa momentum kemerdekaan dan peluncuran Sekolah Perempuan ini menjadi penanda penghapusan segala bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi di sektor ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Sebab itu, dibutuhkan aksi nyata terutama bentuk kebijakan, penganggaran dan dukungan kelembagaan legislatif dan eksekutif yang berperspektif gender dan pluralis.

Example 300250