Ragam

Secangkir Kopi dan Turun Naik Tensi Panasnya Obrolan OS

×

Secangkir Kopi dan Turun Naik Tensi Panasnya Obrolan OS

Sebarkan artikel ini

Catatan Lepas

Oleh : Mursalim Majid

Secangkir kopi dan sepotong kue, matahari pagi masih malu – malu menampakkan wajahnya. Sedikit mendung tapi tak selamanya hujan.

Denyut nadi WAG OS terus berdenyut, seakan tak pernah tidur. Obrolan itu meluncur deras. Sahut menyahut dari 7 penjuru mata angin. Kadang mendesir, spoi – spoi, terus kencang menggelinding bak bola panas.

Pun tensinya tak bisa diterka, karena panasnya turun naik. Tapi tak ada yang terluka karena memang grub OS lahir untuk membangun silaturrahmi sesama orang – orang sulbar yang ada di rantau.

Dihuni oleh para doktor, prof, politisi, akademisi, pengusaha dan pekerja media. Isu – isu lokal dan nasional terkadang menjadi debat yang saling menyerang. Kadang penuh argumentatif. Terkadang info dan postingan guyunon melintas begitu saja. Likepun bertebaran pertanda suka.

Warna diskusi tergantung kapasitas dan kompetensi warga OS. Dinamis dan reaktiv, tapi santai.

Baca juga:  Warga Massenrempulu Riung di Pekuburan Hikma Moncongloe, Ini Agendanya

Grub inipun bisa menjadi ajang promosi kuliner, aktivitas ekonomi kreatif, budaya dan pamer foto.

Ramai – ramai memposting geliat aktivitas warga. Entah dimana dan sama siapa menjadi kebanggan tersendiri.

Warga OS pun bebas berekspersi dan berpendapat sepanjang tak melanggar etika komunikasi, saling menghargai, menerima dan memberi solusi. Sebab perbedaan pandangan sah – sah saja. Tapi menyatukan perbedaan adalah keniscayaan yang harus dibangun demi kebersamaan dan kemajuan Sulbar kedepan.

Sekecil apapun ide itu sangat berarti, ide tak hanya dilihat secara kuantitas tapi juga kualitas. Kendati dihuni oleh 200 lebih orang – orang Sulbar. Tapi tak semua aktiv berkomentar, ada yang menyimak atau segedar mengintip.

Atau mungkin ada ide tapi malu-malu menyampaikannya. Atau memang sibuk tak ada waktu menengok grub.

Baca juga:  Bertani, Begitu Tema Diskusi Ketua Umum SMSI di Akun FB

Padahal memanjakan sedikit jemari diatas huruf – huruf kecil punya keasyikan tersendiri. Menanggapi obrolan dari ujung sana adalah bentuk komunikasi bathin.

Bersyukur jika obrolan itu nyambung. Kalau tidak, harap maklum. Karena sesungguhnya diruang watshap adalah ujian kesabaran emosional.

Sebab karakter penghuni grub beragam, tak boleh ada egoisme yang menempel dalam jiwa.

Narasi yang dibangun sang pemilik ide tak boleh dipaksakan. Karena komunikasi dalam sosial media, tak sedang mencari jagoan.

Tapi lebih dari segedar membangun hubungan sosial yang harmonis. Pun jika ada gagasan yang menarik, maka tariklah gagasan itu kedalam ruang – ruang kebijakan agar sang penguasa mendengarnya.

Cukup banyak gagasan mengalir begitu saja. Gagasan yang saling melengkapi idealnya menjadi referensi bagi pemangku kebijakan di sulbar.

Karena tujuanya merekontruksi gagasan itu menjadi ralitas. Bukan membangun mimpi.(*)

Example 300250