Mamuju, Beritaini.com – Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa Taan Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju mendapat sorotan dari warga setempat.
Sejumlah warga di Desa Taan yang ditemui oleh tim investigasi BAIN HAM Sulbar dan media online mengaku ada kejanggalan pada penerimaan BLT.
Salah seorang warga Desa Taan Haerudin mengatakan hanya menerima dari tetangganya bernama Udin sebesar Rp300 ribu, namun ia sendiri tidak bertandatangan di kantor Desa.
Ia menambahkan bahwa Udin lah yang ke kantor Desa bertandatangan menerima Rp600 ribu kemudian membagi dua uang itu, untuk Udin Rp300 ribu dan untuk Haerudin Rp300 ribu.
“Iya, saya menerima uang dari Udin tetangga saya Rp300 ribu tapi tidak tandatangan di kantor desa, yang tandatangan Udin,” ungkap Haerudin yang berprofesi sebagai buruh tani itu.
Warga lainnya Husna menyebutkan bahwa ia tidak menerima sama sekali uang BLT karena ada himbauan dari aparat desa Taan untuk membagi dua uang BLT Rp600 ribu, yakni masing masing Rp300 ribu, kepada warga lain.
“Aparat desa menguhungi saya, nabilang, pigiki di kantor Desa, terima ki BLT, tapi begini, Rp600 rb kita tandatangani, tapi dibagi dua, cuma saya yang tandatangan, baru dibagi dua kepada kemenakan saya,” ujar Husna yang berbeda rumah dengan kemenakannya.
Pada hari yang sama, Kamis (21 Mei 2020), Kepala Desa Taan memberikan keterangan persnya secara tertulis bahwa pihaknya telah melakukan pendataan secara hati – hati dengan fokus pada penerima yang layak.
Seperti diketahui Jumlah KK di Desa Taan sebanyak 713 KK. Dengam rincian kategori setelah dikurangi penerimah PKH sebanyak 139 KK. Sedangkan penerima BST sebanyak 174 KK dan PNS, TNI-Polri, maka sisa KK yang belum tersentuh sebanyak 400 KK.
Menurut Rahmat Kasim, calon penerima BLT telah melalui musyawarah di legeslative Desa atau BPD sebesar 182 KK. Sementara masyarakat yang terdampak Covid-19 sebanyak 400 KK.
“Pada hari rabu 20 Mei 2020 pihak Pemdes Taan telah menyalurkan dana BLT kepada warga sebesar Rp600 ribu. Dan semua penerima dilengkap tanda terima dan dokomen foto saat serah terima,” ujar Rahmat Kasim dalam pres rilisnya yang diterima redaksi Beritaini.com.
Persoalan pemotongan sebut Rahmat Kasim mungkin penerima ingin berbagi kepada saudara-saudaranya atau keluarganya.
“Itu kan diluar kewenangan kami selaku aparat Desa. Tugas kami memastikan sesuai jumlah yang diterima si penerima,” ujarnya.
Rahmat Kasim pun menyayangkan adanya pihak-pihak yang telah memperkeruh masalah ini seolah – olah penerima BLT hanya menerima Rp300 ribu.
