Pilkada Makassar

Unggul Telak, DIAmi Tak Boleh Cepat Puas

×

Unggul Telak, DIAmi Tak Boleh Cepat Puas

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR, Beritaini.com – Pasangan Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto-Indira Mulyasari (DIAmi) diingatkan untuk tidak cepat puas dengan posisi unggul telak dalam semua hasil survei yang dirilis beberapa lembaga.

Dalam diskusi bedah Pilkada Kota Makassar yang digelar grup Whatsapp Political News bersama dengan Komunitas Wartawan Politik Makassar, Senin (19/03/2018), pakar dan praktisi riset mengingatkan hal tersebut.

Direktur Eksekutif Nurani Strategic, Nurmal Idrus mengatakan meski menurut pengalamannya, menaikkan survei antara 3-4 saja sudah teramat sulit bagi penantang dengan kondisi masyarakat puas dengan kinerja petahana. Tapi tidak berarti peluang Munafri Arifuddin-Indira Mulyasari (Appi-Cicu) sudah tertutup.

“Dengan hasil unggul telak seperti ini, tantangan terberat petahana adalah dirinya sendiri. Kalau petahana merasa berada di atas angin maka itu akan menjadi ruang besar bagi penantang untuk masuk dan merubah konstalasi,” kata Nurmal di Warkop Dottoro Boulevard, Makassar.

Baca juga:  Getol Gugat DIAmi Demi Lawan Kotak Kosong, Majelis Sengketa Pilwali Tolak Gugatan Appi-Cicu

Untuk menang melawan petahana, lanjutnya, penantang harus berkaca pada Pilkada Takalar. Penantang harus bisa mengeksplorasi dan mengeksploitasi isu-isu sosial.

“Kedua bagaimana Appi-Cicu mampu mengeksplorasi mesin parpol. 90 persen partai politik berada di belakangnya. Untuk memenangkan Pilkada Makassar hanya butuh 350 ribu suara karena kemungkinan partisipasi pemilih hanya 600 ribu yang ke TPS. Di Appi-Cicu ada 43 kursi yang setara dengan 350 ribu suara,” ingat Nurmal.

Sementara Direktur Riset Celebes Research Center (CRC) Andi Wahyuddin Abbas memprediksi perubahan elektabilitas masih memungkinkan terjadi dalam rentang 3 bulan ke depan bila tim sukses petahana cepat puas dengan perolehannya saat ini. Berdasarkan risetnya DIAmi unggul telak dengan elektabilitas 71,8 persen sedang Appi-Cicu tertinggal jauh diangka 18,8 persen.

Baca juga:  Spekulasi "Kotak Kosong" Makassar, Hakim Bisa Gunakan Asas Oportunitas

“Saya sepakat dengan Pak Nurmal, lawan Danny Pomanto saat ini adalah dirinya sendiri. Bila sampai kecolongan, kasus Pilkada Takalar bisa saja terulang,” tambah pengamat politik Unhas, Dr Jayadi Nas. (*)