Makassar, Beritaini.com – Gempa yang mengguncang Mamasa beberapa hari ini mulai dari 3.4 SR, 4.6 SR dan yang paling dirasakan 5.5 SR, dan terakhir malam tanggal 08 November 2018, membuat masyarakat di daerah tersebut merasa panik bahkan ada yang sudah mengungsi.
Ahli Geologi Universitas Hasanuddin yang juga selaku Kepala Puslitbang Studi Kebencanaan Unhas, Adi Maulana, mengatakan, terjadinya Gempa secara terus-menerus ini akan berhenti jika sudah mencapai titik stabil.
“Yah biasanya patahan akan mencari ke stabilannya. Patahan Masupu yang ada di Mamasa sedang aktif tapi patahan tersebut tidak besar seperti palu koro kemarin,” ungkapnya.
Lanjut Adi, patahan tersebut hanya patahan setempat yang terus menyambung kepatahan Walanae yang kearah Sidrap, terus ke Sinjai, sampai di Teluk Bone.
“Jadi kita berharap beberapa hari kedepan itu bisa stabil kembali, patahannya juga tidak terlalu besar, mudah-mudahan tidak ada lagi gempa, sebenarnya semuanya ini semua masih rentetan dari patahan palu koro yang terjadi 28 September lalu,” tuturnya.
Mamasa memang merupakan daerah yang berada di ketinggian sehingga terbebas dari Tsunami, dan material penyusunnya juga tidak menyebabkan Likuifaksi. Dan di Mamasa tidak ada gunung yang aktif.
“Tidak ada gunung yang aktif di Mamasa karena yang memicu dapur magma naik keatas itu tidak ada di situ,” tukasnya.(*)