Oleh: Andi Luhur Priyanto*
Beritaini.com – Terpilihnya pasangan NA-ASS di Pilgub lalu, melahirkan ekspektasi yang tinggi dari pemilihnya. Tentu mereka mengharapkan terjadi terobosan, atau setidaknya ada diferensiasi dari kepemimpinan sebelumnya.
Di apel pertama di Gubernuran, NA sempat memberi harapan perubahan. Bahkan dengan diksi dan tone yang sedikit sumbang dan di sertai sejumlah “ancaman”, NA-ASS mengambil alih seluruh tanggung jawab kepemimpinan ASN Pemprov.
Pasangan NA-ASS telah melalui transisi panjang dengan penuh polemik. Dulu TP2D sering over-lap dengan OPD. Hal yang masih terus dilanggengkan oleh TGUPP, di beberapa kesempatan.
Meskipun janji program sudah mulai di rintis, seperti pembangunan infrastruktur di wilayah terpencil Seko, pembangunan Rest Area dan Rumah Sakit bertaraf internasional, tetapi belum di eksekusi. Sejauh ini masih sebatas penjajakan-penjajakan. Serapan anggaran tahun ini sebagai indikator ekseskusi program justru berjalan sangat lambat.
Kepemimpinan NA justru lebih banyak menghabiskan energi untuk internal birokrasi Pemprov. Setelah polemik SK Mutasi Wagub yang kemudian berakhir dengan anulir, reposisi pejabat secara sporadis terus di lakukan. Alih-alih melakukan rekonsiliasi, NA terus menyerang bawahannya di OPD Pemprov. Tim-tim adhoc terus mengambil kendali dan bahkan mensabotase kewenangan lembaga-lembaga internal.
NA memerlukan harmoni baru dengan Wagub, serta melalui Sekprov defenitif melakukan rekonsolidasi internal Pemprov. Polemik bagi-bagi jabatan harus di akhiri dan fokus pada eksekusi program-program yang telah di janjikan pada publik Sulsel.
(*): Akademisi dan Pengamat Pemerintahan