AdvertorialSulawesi Barat

Mendagri Apresiasi Sulbar Masuk 10 Besar Inflasi Terkendali

×

Mendagri Apresiasi Sulbar Masuk 10 Besar Inflasi Terkendali

Sebarkan artikel ini

Pemprov Sulbar

Jakarta, Beritaini.com — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengapresiasi Sulawesi Barat yang telah dapat mengendalikan inflasi dan masuk dalam 10.beaar Provinsi dengan tingkat inflasi terkendali.

Hal ini disampaikan Tito pada puncak peringatan Hari Statistik Nasional Tahun 2024 di Ballroom Hotel Grand Mercure Kemayoran Jakarta, Kamis 26 September 2024.

Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri menyampaikan,  bahwa Mendagri mengapresiasi atas penyediaan data inflasi dari Sulbar bahkan saat menampilkan grafik pengendalian inflasi provinsi Sulbar masuk dalam 10 besar sebagai provinsi tingkat inflasinya yang selalu terkendali.

“Sebab dengan penyediaan data inflasi itu pemerintah bisa memantau pengendaliannya, agar tidak menjadi over seperti negara-negara lain,” ucapTina.

Ia melanjutkan bahwa Menteri Tito menampilkan 10 provinsi dengan tingkat inflasi terkendali.

“Salah satunya di bawah Sulbar. Bapak menteri berpesan kepada BPS agar selalu independen menjaga keakuratan datanya dan tidak diintervensi oleh siapapun,” tandasnya.

Sementara itu Pj Batiar mengatakan, penanganan inflasi merupakan salah satu agenda prioritas di Provisi Sulawesi Barat. Berbagai program yang telah dijalankan dan terus mendorong upaya-upaya dalam rangka memberi kepastian kepada masyarakat terkait ketersediaan kebutuhan pangan.

Baca juga:  Berhasil Tekan Inflasi, Bupati Mamuju Salurkan 517 Ton Beras dari Badan Pangan Nasional

“Salah satu yang mesti kita upayakan seperti Bulog di Mamasa, ini yang perlu kita dorong untuk mengelola ketersediaan logistik pangan di Mamasa,” kata Bahtiar.

Hal penting lainnya, adalah mewujudkan kedaulatan pangan, Menurutnya penting bagi setiap daerah di enam kabupaten mendorong sektor perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Kata Bahtiar daulat pangan menjadi kunci agar daerah dapat maju dan tak perlu lagi kuatir terhadap inflasi.

Terkait upaya pengendalian inflasi di Sulbar, Pemprov telah melakukan intervensi berbagai sektor melalui sejumlah program, misalnya pada Dinas Kelautan dan Perikanan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Suyuti Marzuki  mengutarakan, terkendalinya inflasi di Sulbar tidak terlepas dari peran utama sektor kelautan dan perikanan.

“Berdasarkan data yang kami himpun, intervensi sektor Kelautan dan Perikanan di bulan April dinilai berhasil menekan inflasi secara signifikan,” kata Suyuti.

Baca juga:  Tangkap Aspirasi Publik, Hatta akan Gelar FGD Bedah RAPBD 2020 Sulbar

Suyuti mengutarakan,  komoditas ikan seperti cakalang, layang, dan bandeng memberikan kontribusi yang paling besar dalam menurunkan inflasi. Sehingga sektor perikanan bukan hanya beriperan penting, tetapi dapat dikatakan sebagai penentu utama dalam pengendalian inflasi di Sulawesi Barat.

“Dengan intervensi yang tepat, kita berhasil mengelola harga komoditas perikanan sehingga deflasi tercapai dan nilai tukar nelayan tetap stabil. Keberhasilan ini juga dibantu dengan upaya pencatatan harga ikan kabupaten harian dan per tiga harian,” kata Suyuti.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Sulbar, Waris Bestari mengatakan upaya lain dilakukan dalam pengendalian inflasi di daerah adalah melakukan gerakan pangan murah. Melalui kebijakan PJ Gubernur, gerakan pangan murah dilakukan lebih masif rutin setiap Minggu.

“Pj Bahtiar telah mendorong agar gerakan pangan murah dapat dilakukan empat kali dalam sepekan,” kata Waris.

Selain itu, sebagaimana arahan PJ Bahtiar, agar dalam melaksanakan gerakan pangan murah senantiasa berkoordinasi dengan forkopimda dan tim pengendalian inflasi, baik di tingkat provinsi dan kabupaten.(*)