Mamuju, Beritaini.com- Wabah pandemi Covid – 19 sudah menyebar ke 34 Provinsi di Indonesia, termasuk Provinsi Sulawesi Barat.
Dari data pusat provinsi Sulaewsi Barat sudah ada 5 kasus positif virus corona. Satu diantaranya adalah oknum pejabat dilingkup Pemprov Sulbar.
Provinsi Sulbar belum masuk zona merah. Berbeda dengan provinsi tetangga Sulsel. Hanya saja tingkat antisipasi penulanan covid-19 di Sulbar perlu menjadi perhatian semua pihak.
Termasuk kapasitas RS Regional sebagai rujukan pasien covid-19. Serta sumber daya para tenaga medis.
Lantas, berapa sebenarnya daya tampung RS Regional? Bagaimana pula sumber daya tenaga medis?
Berikut wawancara singkat pimred beritaini.com Mursalim Majid dengan Direktur RSUD Sulbar Dokter Indahwati Nursyamsi melalui watshap Senin malam,(13/4).
Selamat malam dok. Ini kita berandai – andai. Kondisi terburuk, seandainya Sulbar masuk zona merah.
M : Berapa kapasitas RS Rujukan untuk pasien Covid-19 dok?
Dok: Bisa sampai 4 tempat tidur 1 kamar x 8 kamar.
M : Kira- kira, anda bisa memberi gambaran nominalnya?
Dok: Hitungmi sendiri pak. Itu normatif, jika tidak normatif bisa lebih banyak lagi. Sampai lorong- lorong nyapun bisa di pakai.
M : Kira – kira 500 – 1000 pasien dok?
Dok: Tidaklah, itu terlalu banyak. Kalau 50 orang mungkin bisa tapi itu sudah tidak standar.
M : Hehe, ok. Apakah RS selain rujukan bisa juga di gunakan dok?
Dok: Semua RS Kabupaten harus bisa melayani. Jangan hanya bertumpu di RS Regional saja.
M : Ok. Terus berapa jumlah tenaga medis yang menagani pasien covid-19 ?
Dok : Ya di bagian isolasi RS ada 16 orang perawat. 2 dokter paru. Bagian Karantina RS di bawah perawat 12, dokter umum 4, dokter internal 4.
M : Sebenarnya. Idealnya berapa banyak sih dok?
Dok: Itu tahap awal. Jika bertambah lagi, maka tenaga akan ditambah juga.
M: Ok, maksih dok atas penjelasannya.
Dok : Iye, sama – sama.
