Oleh : Dr. Muslimin. M.Si
“…Engkau sebagai pelita dalam kegelapan. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan. Engkau patriot pahlawan bangsa…tanpa tanda jasa.”
Begitulah sepenggal pujian dalam ‘Hymne Guru’ yang sering dinyanyikan oleh siswa pada acara perpisahan, acara hardiknas atau hari guru yang jatuh tanggal 25 November 2020 ini.
Lagu ini memiliki dua sisi makna, yang sisi pertama dapat membuat guru berbangga hati dan terharu karena guru ditempatkan pada posisi yang sangat berperan bagi siswa. Guru adalah pelita dalam kegelapan, embun penyejuk dalam kehausan. Itulah guru menerangi dengan ilmunya sekaligus menyejukkan dengan perannya, membimbing, mengayomi dan penolong siswa dalam menghadapi kesulitan. Sisi yang kedua menuntut guru yang memiliki kepekaan hati untuk mawas diri, merefleksi diri dan merenungkan tentang posisinya..” sudahka guru menjadi pelita dan sekaligus embun..?”.
*Menjadi Guru Sejati*
Hal pertama yang harus ditumbuhkan dalam hati guru adalah rasa bangga menjadi guru. Banyak guru yang ” terpaksa” menjadi guru karena tuntutan orang tua atau hanya menjadi pilihan alternatif karena tidak diterima atau tidak mampu dibidang lain. Padahal disisi lain guru adalah sosok yang disegani dan dihormati. Dia tidak hanya menyampaikan pengetahuan tetapi juga menjadi teladan bagi siswa dan lingkungan sekitarnya.
Guru adalah sosok penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Dialah yang mempengaruhi siswa untuk berhasil mencapai kompetensi dalam proses pembelajaran. Guru menjadi tokoh sentral dalam proses transper ilmu pengetahuan, penanaman nilai kognitif, nilai psikomotorik dan pembentuk nilai afektif bagi siswa di sekolah. Betapa ini pekerjaan yang sungguh berat tetapi.mulia.
Rustamaji (2002) mengatakan bahwa guru dibeberapa tempat sering dipanggil ” mas guru” sebutan seseorang yang dianggap memiliki banyak pengetahuan dan dapat menggunakan ilmu untuk kebaikan orang lain. Itulah guru, gambaran sosok serba bisa. Maka banggalah dan bersyukurlah menjadi guru. Dengan kebanggan seorang guru akan mantap dalam bekerja, percaya diri dan suka belajar untuk mengembangkan dirinya sebagai guru.
Ramah dan sabar adalah sifat guru yang didambakan para siswa. Guru tidak perlu merasa disapa lebih dulu. Salam dan sapalah mereka ketika kita memang datang lebih akhir, hadapi siswa dengan sabar, menghindari kata kata kasar yang menyakitkank hati siswa. Menjadi guru haruslah bangga dengan profesinya. Menjadi guru haruslah cerdas. Menjadi guru haruslah menjadi teladan bagi siswa dan lingkungannya.
Menjadi guru pada hakikatnya menjalankan tugas mulia dan menanam amal, tabungan dan investasi dunia akhirat. Janganlah menjadi guru karena ‘terpaksa’ sebab tugas guru bukan tugas ‘paksaan’. Dia adalah mulia dan di muliakan.
Selamat Hari Guru 25 November tahun 2020. Jayalah Guruku. Banggalah Guruku.