Opini

Ide, Figur, Kolaborasi, dan Konsistensi

×

Ide, Figur, Kolaborasi, dan Konsistensi

Sebarkan artikel ini

Oleh: Tengku Zulkifli Usman

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta sering mengatakan, bahwa politik di Indonesia mengalami kekosongan narasi dan kekosongan ide-ide berbangsa.

Para politisi di Indonesia juga mengalami lack of knowledge dalam menjalankan amanat amanat tanggung jawab konstitusi.

Waketum Gelora Fahri Hamzah baru baru ini juga memberikan gambaran bahwa calon pemimpin masa depan Indonesia yang akan didukung Gelora adalah yang punya narasi dan platform yang sama dengan Gelora.

Yang sama sama mau memikirkan naiknya kelas Indonesia di pentas dunia, setelah kita mampu memperbaiki kelas kita di level nasional.

Sebagai partai baru, budaya memetakan jalan untuk jangka panjang penting, walaupun masih memiliki keterbatasan dalam mengeksekusi semua misi tadi karena partai ini belum pernah ikut pemilu.

Kebiasaan meneropong Indonesia jangka panjang dengan meletakkan batu bata yang kokoh agar arah menuju kesana menjadi semakin terang adalah wajib dan perlu dibiasakan oleh semua politisi.

Banyak pengamat independen berpendapat, bahwa Partai Gelora adalah partai baru yang paling siap untuk mengikuti pemilu 2024 dibandingkan dengan partai partai baru lainnya.

Baca juga:  Pemilu Serentak 2019, Tidak Ada Lagi Ambang Batas DPR maupun Presiden

Meskipun begitu, Partai Gelora tidak akan besar telinga, partai ini di desain sejak awal untuk berkolaborasi dengan semua pihak. Mengingat kami tidak akan mampu melakukan semua sendiri bahkan jika kami nanti berkuasa.

Mindset dasar kolaborasi adalah mindset wajib semua kader dan stakeholder Partai Gelora. Begitu juga dengan mindset jangka panjang dalam melihat politik dan tidak terjebak pada figur semata dalam hal dukung-mendukung calon pemimpin adalah juga mindset dasar partai ini.

Keterbukaan, profesionalitas, luwes, kolaboratif, adaptatif, inklusif, narratif, dinamis, produktif, partisipatif. Adalah bagian dari mindset mindset dasar berpolitik Partai Gelora.

Saya berulang kali mengulang ulang, bahwa apapun warna partai dan apapun warna bendera politik rakyat Indonesia yang telah diakui negara, mereka semua sahabat Partai Gelora.

Biru, kuning, hijau, merah, hitam, dst. Semua sama di mata Partai Gelora. Mereka adalah partner kita dalam bekerja untuk Indonesia yang lebih baik selama mereka setuju dengan platform partai Gelora yang ingin menjadikan Indonesia 5 Besar dunia.

Pembelahan politik (Political Cleaveage) di masyarakat sangat tidak mendidik dan sangat merugikan Indonesia jangka panjang. Karena pembelahan politik yang tidak sehat begini akan bisa berakhir tragis menuju perpecahan Politik (Political Fragmented).

Baca juga:  Pemindahan IKN Perlu Penjelasan dan Narasi Komprehensif, Jika Tidak Akan Terhambat

Partai Gelora berkomitmen penuh kepada nilai-nilai dan gagasan penguatan demokrasi, yang dengan itu semua kita menguatkan agama, negara, nasionalisme dst. Karena itulah perangkat yang tersedia saat ini di dunia lewat jalur politik.

Siklus kepemimpinan akan silih berganti, penguasa naik-turun panggung. Tapi narasi berbangsa yang sehat jangan sampai hilang. Generasi baru Indonesia wajib punya perhatian serius terhadap hal ini.

Partai Gelora tidak melihat apa yang terjadi hari ini saja. Tapi pandangan kami jauh kedepan, bahwa cita-cita besar kita untuk menjadikan Indonesia 5 Besar Dunia adalah cita-cita besar nasional kita semua yang membuktikan bahwa view Partai Gelora jauh optimis kedepannya dan tidak terjebak dengan isu-isu kecil di jalan.

Semua kader dan stakeholder Partai Gelora, maupun simpatisan, ataupun masyarakat luas lainnya, akan kita ajak menuju view yang optimis tadi agar mereka juga ikut terlibat dalam proses perubahan Indonesia yang ril di masa depan.

Example 300250