Makassar

Dialog NKRI, Belajarlah Dari Bung Hatta Sebagai Wakil

×

Dialog NKRI, Belajarlah Dari Bung Hatta Sebagai Wakil

Sebarkan artikel ini

beritaini.com, Makassar – Dialog Interaktif bertema “Dari Makassar Kita Rawat NKRI Mewujudkan Kesejateraan Bersama”. Digelar di Rujab Walikota Makassar jalan penghibur, Senin, 30/01.

Hadir sebagai nara sumber, Walikota Makassar, Moh. Ramadhan “Danny” Pomanto, perwakilan Pangdam VII Wirabuana, perwakilan Kapolda Sul-Sel serta Arqam Azikin Pengamat politik & Kebangsaan, dosen Fisip Unismuh Makassar dan Pendiri Sekolah Kebangsaan.

Konsep Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto dalam merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat sederhana dan tidak dimiliki daerah lain.

Bagi Danny Pomanto, Kota Makassar mempunyai lorong-lorong potensial untuk dikembangkan. Karena menurutnya segala sesuatu ada pada lorong dan berasal dari lorong termasuk kemiskinan dan kebodohan.

Baca juga:  Golkar Rilis Perolehan Suara Dapil 4 Makassar, Nurhaldin Tertinggi

Pengejawantahan keutuhan NKRI dalam konteks Danny adalah dimulai dari lorong dengan berbagai program pembenahan lorong seperti lorong garden, Makassar Tidak Rantasa (MTR), Program Badan usaha Lorong (Bulo) dan lain-lain.

Ketika lorong sudah baik maka NKRI akan terawat. Mendidik anak lorong pun bagian dari perawatan NKRI.

”Sederhana sebenarnya ketika ingin merawat NKRI. Kita mulai dari lorong karna masyarakat kecil ada di lorong, kemiskinan ada lorong makanya yang pertama kita lakukan adalah kita sentuh lorong, kira berdayakan masyarakat lorong, kita didik masyarakat lorong dan sebagainya,” pungkas Danny.

Dalam dialog ini sempat juga mengemuka duet kepemimpinan Soekarno-Hatta. Pada era tersebut Hatta mengundurkan diri sebagai wakil Presiden, namun tidak serta merta memusuhi pemimpinnya yang menjadi 01 NKRI.

Baca juga:  Genangan di Makassar Cepat Surut, Kadis PU: Sistem Drainase Kita Siapkan

“Belajarlah ke Bung Hatta yang pernah mundur sebagai wakil Presiden di era Bung Karno. Tidak pernah melakukan konsolidasi memusuhinya (Soekarno-red). Bahkan Bung Hatta secara intensif menulis pemikiran-pemikirannya bagi kelangsungan bangsa ini dan suratnya di kirim ke Bung Karno,” kata Arqam pengamat politik dan kebangsaan.

Duet Sukarno-Hatta, bukanlah duet pemimpin dan wakil seperti saat ini. Hatta pada jamannya  mengundurkan diri sebagai Wapres karena nilai-nilai luhur yang ia miliki dan terpatri dalam prototipe seorang Hatta yang sederhana, bukan karena menginginkan jabatan yang sama seperti Soekarno.(Tr/md)