BeritaEnrekang

Banjir Sungai Mata Allo, Ratusan Warga Perumahan Terisolir

×

Banjir Sungai Mata Allo, Ratusan Warga Perumahan Terisolir

Sebarkan artikel ini

Enrekang, Beritaini.com – Hujan yang tidak pernah reda sejak tiga hari lalu menjadikan Sungai Mata Allo meluap. Sungai yang hulunya dari Tana Toraja dan hilirnya di Pinrang ini melewati Kota Enrekang.

Perumahan Kukku yang berada di Kelurahan Lewaja, Enrekang jadi korban banjir Sungai Mata Allo. Perumahan yang dihuni sejak 2 tahun lalu itu dihuni sedikitnya tiga ratus kepala keluarga.

Sejak magrib ini (29/4/2019) air di Perumahan Kukku hingga leher orang dewasa, para penghuni terpaksa naik di atas atap untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.

Sementara masyarakat dan regu penolong tidak bisa berbuat apa-apa, sebab jalan masuk perumahan airnya sangat deras. Tidak bisa dilewati, termasuk perahu karet.

Baca juga:  Melalui Reses Rusdin Tabi Menuai Aspirasi Warga Baraka

Wakil Bupati Enrekang, Asman, sejak tadi sudah berada di tempat kejadian, yang siaga menolong korban.

“Ini semantara kita usahakan agar bisa mengevakuasi korban yang terjebak. Itu
Di sana, di atas atap, mereka membutuhkan bantuan kita,” katanya sambil menunjuk ke arah korban yang berteriak minta tolong.

Warga yang rumahnya terendam hanya menyaksikan dari jauh.

“Tadi pas saya dengar ada banjir, saya langsung bergerak menuju rumah untuk selamatkan barang-barang di rumah. Begitu saya sampai di sini, air sudah deras, kami tidak bisa menyeberang dan rumah pun sudah tenggelam,” kata Hamka yang telah tinggal selama satu tahun ini.

Namun dia merasa untung sebab istri dan anaknya memang untuk sementara tinggal di rumah mertuanya.

Baca juga:  Diskusi IWO Sulsel, Arqam Sarankan Nasdem Jangan "Kompai" Cicu

“Alhamdulillah karena anak dan istri saat ini ada dk rumah mertua. ” katanya Hamka menghibur.

Menurut Ilham Kadir, ini adalah banjir terparah selama 15 tahun terakhir.

“Iya, ini banjir terparah sejak 15 tahun silang, itu pun airnya tidak sederas ini. Saya kira kita sudah harus sadar bahwa ini semua akibat penebangan pohon jati yang tak terkendali,” katanya.

Sampai berita ini turun, anak-anak dan para orang tua masih menunggu bantuan. Mereka masih berada di atas atap rumah. Di lain pihak, peralatan untuk melakukan evakuasi dari badan dan dinas terkait belum maksimal, sehingga masyarakat hanya diam menunggu air sungai surut.(Ilk)

 

Example 300250