Mamuju, Beritaini.com – Beredar sebuah vidio berisi tayangan suasana kota yang hancur lebur, bangunan bertingkat ambruk, rata dengan tanah, suasana kematian tergambar dari vidio itu.
Vidio dengan durasi 02:18 tersebut diisi dengan rekaman suara diduga seorang pemuka agama, yang menyeruhkan untuk mempertahankan baitul maqdis, kota suci ketiga umat islam, kenapa harus dipertahankan, ketika baitul maqdis jatuh, maka tanah Suci Makkah dan Madina tidak ada yang menjamin tidak akan direbut kaum zionis.
Dan vidio tersebut beredar di sejumlah group WhatsApp terkemuka di Sulbar, dibagikan sejak Minggu 31 Maret 2024 pukul 15:00 waktu Sulbar dan sekitarnya, disertai dengan narasi caption bertuliskan “Asssalamualaikum… Mohon bantu share ke seluruh group2 WA in syaa Allah akan menjadi pahala untuk kita dan menjadi saksi di akhirat kelak.Aamiin🤲🤲🤲🙏”
Untuk menghindari mispersepsi pada vidio tersebut, tim CekFakta laman ini, segera melakukan penelusuran sumber sumber vidio tersebut, dengan melakukan screenshoot pada vidio, hasilnya kemudian dipindahkan ke pencari kesamaan gambar menggunakan google lens, dan hasilnya tim CekFakta kami menemukan sejumlah data yang identik dengan vidio yang beredar.
Temuan tim CekFakta kami menemukan puluhan sumber gambar dalam vidio yang identik dari sejumlah laman berita berbahasa Turky, bahkan tim CekFakta laman ini juga berhasil menemukan link berita dalam bahasa asing, yang membantah klaim vidio tersebut, dan meluruskan sumber vidio yang bukan suasan kehancuran kota di Gaza, Palestina.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran tim CekFakta kami, maka dapat disimpulkan bila klaim pada vidio menarasikan sebagai suasana kehancuran kota Gaza, Palestina adalah KELIRU, sebab benar yang hancur adalah sebuah kota, tapi itu merupakan suasana kota yang hancur pasca gempa bumi menghantam Turkey dengan. Magnitudo 7,8 pada Februari, 2023 lalu.
Berikut referensi rujukan mengungkap kebenaran Fakta dari vidio tersebut.
https://indonesiawindow.com/korban-jiwa-gempa-turkiye-suriah-tembus-angka-8-000/
https://www.dk.ru/news/237179539
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.33ZG7HY
(Ftr)
