Makassar

Media Sosial Pemicu Perceraian

×

Media Sosial Pemicu Perceraian

Sebarkan artikel ini

beritaini.com – Kasus perceraian di Kabupaten Bangkalan masih tinggi. Data Januari hingga Oktober 2016, tercatat 1.054 kasus cerai masuk di Pengadilan Agama (PA) Bangkalan. Rinciannya, 447 cerai talak, dan 607 gugat cerai.

Humas PA Bangkalan Abdul Majid menyampaikan, tingginya angka perceraian disebabkan berbagai faktor. Salah satunya dilatarbelakangi ketidakharmonisan dalam membina rumah tangga.

Namun, yang paling tinggi, perselisihan antara pasutri dikarenakan media sosial (medsos). Perselingkuhan sangat mudah terjalin melalui dunia maya, utamanya WhatsApp. Klimaksnya, dua pasangan kerap berselisih.

Grup-grup alumni termasuk menjadi pemicu perceraian hingga terjadi perselingkuhan satu sama lain pasangan cinta lama bersemi kembali di media sosial berlanjut ke busa empuk.

Baca juga:  Pemkot Makassar Kampanye Tumbler di Hari Peduli Sampah Nasional 2020

”Dengan perkembangan teknologi saat ini, sering muncul rasa curiga antar kedua pihak. Seperti halnya HP. Alat komunikasi yang satu ini bersifat pribadi dan tidak bisa diawasi terus-menerus. Terlebih penggunaan password yang ribet,” jelas pria yang juga hakim di PA Bangkalan ini.

Abdul Majid menambahkan, tingginya kasus perceraian juga disebabkan usia pasangan menikah yang belum matang. Menurut dia, kesiapan untuk membina keluarga harus menjadi perhatian. Komitmen untuk bersanding harus dimusyawarahkan antar kedua belah pihak.

”Nikah itu bukan hubungan layaknya pacaran. Jadi harus benar-benar dipersiapkan secara matang,” katanya.

Dia menambahkan, masyarakat harus cerdas dalam menggunakan medsos sebagai alat untuk berkomunikasi. Khususnya bagi yang sudah berkeluarga dan hendak berkomunikasi dengan lawan jenis, demikian lansiran grup jawa pos.

Baca juga:  Muhammadiyah Karunrung Gelar Semarak 1 Muharram di Lapangan Hertasning

”Berikan pengertian kepada pasangan. Komunikasi dengan pasangan harus dipererat. Jika perlu, beri tahu pasangan, dengan siapa kita berkomunikasi. Itu agar tidak muncul kecurigaan,” pungkasnya.(irh)