Makassar, Beritaini.com – Polemik insentif RT/RW terus bergulir pasca Ketua Komisi C DPRD Makassar Rahman Pina mengeluarkan statemen ada pemotongan insentif yang dilansir media lokal, disesalkan seorang Ketua RW di Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Menurut Sunardi, Ketua RW 06 Kelurahan Borong Kecamatan Manggala menyampaikan, menjadi Ketua RW tujuannya bukan karena ingin mendapatkan insentif atau uang dari pemerintah. “Ini kita bekerja tulus untuk masyarakat dan menjadikan Makassar dua kali tambah baik,” kata Sunardi, Minggu (13/08).
Namun karena adanya apresiasi dari pemerintahan yang dipimpin Danny Pomanto kepada RT dan RW diberikanlah insentif. Dalam insentif ini, kata dia diberikan kriteria atau indikator untuk menerima full Rp 1 juta.
“Artinya apa, pemerintah membuat indikator dan Alhamdulillah kita lihat sendiri, menjadi ukuran untuk bekerja. Karena kalau tidak ada indikator, tentunya program di RT dan RW tidak sejalan sesuai harapan,” bebernya.
Sunardi mengungkapkan saat menerima insentif dari pemerintah, “uang tersebut langsung digunakan untuk kegiatan masyarakat bukan untuk kepentingan pribadi,” pungkasnya.
Saat pertama kali menjadi Ketua RW, Sunardi mengaku menerima insentif Rp 250 ribu.
“Tapi itu bukan masalah. Kita bekerja bukan untuk uang,” kata Sunardi.
Setelah bekerja dan memperbaiki lingkungan. Perlahan Sunardi mampu memenuhi sembilan indikator yang ditetapkan pemerintah.
“Kalau kita bekerja harus tulus dan ikhlas,” katanya. Sebelumnya, pemerintah Kota Makassar mengeluarkan sembilan indikator bagi Ketua RT dan Ketua RW. Indikator ini sebagai syarat jika ingin mendapatkan insentif Rp 1 juta.
Adapun aturan pembayaran insentif RT RW di dasarkan pada 9 Indikator Penilaian kinerja RTRW yaitu lorong garden, MTR, Bank Sampah, Retribusi sampah, PBB, sombere, smartcar, buku administrasi rtrw, kontrol sosial aktivity.(**)