beritaini.com, Makassar – Diskusi bertajuk “viral medsos dan arena politik” berlangsung di Cafe Boulevard Makassar jalan Boulevar, (08/02).
Hadir sebagai nara sumber Arqam Azikin, pengamat politik dan pendiri sekolah kebangsaan serta Anwar Abugaza praktisi IT dan pengamat media social.
Anwar dalam diskusi memaparkan, media social sebagai wadah kampanye bagi balon ataupun kandidat sudah bukan hal baru lagi dalam konteks perpolitikan Indonesia. Menurutnya, beberapa pemimpin-pemimpin daerah maupun nasional menggunakan media social sebagai tempat melakukan pencitraan diri, begitupun di manca negara seperti Obama dan Donald Trump.
“Media social merupakan fenomena tersendiri bagi kandidat yang akan maju dalam kontestasi pemilihan langsung. Kita bisa lihat bagaimana Ridwan Kamil di Bandung yang menjadi viral di media social, begitupun Obama dan Trump, popularitasnya menjadi bertambah akibat tingginya mention serta followernya,” ujar Anwar.
Anwarpun mengungkap fenomena viral pada Arqam Azikin yang cenderung ditandemkan dengan beberapa bakal-bakal calon Gubernur Sul-Sel. Ia melihat bahwa viral di media social terkait Arqam untuk wagub cukup membawa perhatian publik. Sudah sembilan hari viral Arqam di medsos terus bergulir dan massif jadi perbincangan baik di grup-grup WA, facebook, path, instagram dan media mainstream.
Arqam Azikin pengamat politik dan pendiri sekolah kebangsaan, tak menampik jika dirinya menjadi viral untuk wagub sulsel. Beberapa elemen dari daerahpun menanyakan langsung via komunikasi pribadinya terkait viral tersebut. Ia bahkan tak mengetahui asal muasal gambar meme yang menyandingkannya dengan beberapa tokoh bakal calon sulsel.
“Ia, saya juga agak heran denga gambar meme saya yang beredar beberapa hari ini. Sudah sembilan hari saya perhatikan gambar saya menyebar luas di medsos, termasuk grup WA, dan media social lainnya. Namun saya mengapresiasi jika keinginan itu semakin massif dan sayapun mungkin akan selektif dari segi geopolitik, geopoltik dalam artian, daerah, kualitas, dan kapabilitas,” tutur Arqam.
Dengan kemajuan teknologi informasi yang demikian cepat, pengguna media social kini telah bertambah signifikan. Media social dulunya hanya bisa diakses lewat PC kini dengan sebuah alat komunikasi seluler yang mungil dan bisa dibawa kemana-mana, akses media social semakin mudah.
Menurut Anwar, pertumbuhan pengguna media social di Sulawesi Selatan telah mencapai angka 33 % dari seluruh jumlah pemilih, Makassar sendiri sudah hampir mencapai angka 70 % dari total pemilih.
“Kedepan trend survei kandidat dalam kontestasi demokrasi akan menggunakan model tracking media social, guna mengukur sejauh mana tingkat popularitas, sentimen, elektabilitas serta issu yang berkembang terhadap seorang kandidat,” tutup Anwar.(md)