beritaini.com, Makassar – Presiden Indonesian Youth Against Corruption (IYAC) Muhammad Romario Basirung mengecam upaya pengosongan Lahan yang dilakukan Pihak Universitas Andi Djemma bersama Polres Luwu dan Satpol PP luwu (04/05).
Aktivis Pemuda Anti Korupsi dari Sulawesi Selatan ini menganggap bahwa tindakan tersebut telah mencederai Martabat Petani di Tana Luwu.
Seperti diketahui bahwa Puluhan petani dari dua desa, yakni Desa Baramamase dan Desa Kalibamamase, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, berusaha mempertahankan lahan sawah milik mereka yang hendak panen. Mereka berusaha dengan sekuat tenaga dan berbagai cara menghalau petugas yang mengerahkan alat berat untuk mengosongkan lahan sawah.
Para petani berusaha mempertahankan sawah dengan berdiri membentuk pagar betis dan berbaring di sawah yang ditumbuhi padi siap panen. Bukan hanya bapak-bapak dan ibu-ibu, beberapa anak usia dibawah umur ikut membentuk pagar betis.
Mereka berusaha mempertahankan sawah mereka meski aparat terus mendesak dan mengancam akan menangkap jika terus melanjutkan aksi. Karena tidak mendengarkan instruksi, petugas yang dipimpin Wakapolres Luwu, Kompol Abraham Tahalel, mengambil tindakan tegas dan upaya paksa mengeluarkan warga dari area persawahan yang akan dikosongkan menggunakan eskavator.
“Ini sangat tidak manusiawi, padahal bisa dibicarakan dengan baik-baik bersama para petani,” ucap Muhammad.
Tindakan lanjutan yang akan dilakukan oleh Pihak IYAC sendiri adalah akan melakukan advokasi terkait ganti rugi bagi masyarakat.
“Kami akan lakukan pendampingan (advokasi), pemerintah dan pihak terkait harus memberikan kompensasi sebagai ganti rugi Padi yang seharusnya dapat dipanen dalam waktu dekat namun harus dikosongkan!” kata Muhammad dengan nada agak tinggi.(**)
Laporan: Yaya Nouht