Pasangkayu, Beritaini.com – Ditengah pandemi Covid-19, ribuan jamaah laksanakan shalat Idul Adha 1441 Hijriyah tahun 2020 Masehi di Lapangan Merdeka kota Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat 31 Juli 2020.
Bertindak sebagai Imam Ustad Mu’min Abu Khair, Khatib Ustad Afgani, tuntunan shalat Ustad Muda Kamiluddin, dihadiri Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa, Wakil Bupati Muh Saal, Ketua DPRD Pasangkayu Alwiaty, Dandim 1427 Pasangkayu Letkol Inf Kadir Tangdiesak, Sekda Pasangkayu Firman.
Sambutan Bupati Agus Ambo Djiwa ucapkan puji syukur Alhamduliiiah kita semua diberikan nikmat hidup, sehat, sehingga kita semua dapat melaksanakan shalat Idul Adha dalam suasana pandemi Covid-19 dan tetap kita ikuti protokol kesehatan dengan jaga jarak, pakai masker dan hindari bersalaman langsung.
“Penduduk Indonesia sekitar 267 juta jiwa, sebagai warga negara yang sadar jangan termakan hoaks (berita bohong), jangan mudah percaya informasi yang tidak jelas, jangan mudah mendengarkan informasi yang menyesatkan, informasi yang tidak jelas, tanyakan kepada pemerintah, tanyakan kepada ahlinya,” ucap Agus.
Ia menyampaikan atas nama pemerintah daerah, kepada seluruh warga tetap mawas diri, tetap menjaga diri, sehingga tidak terkena penyakit corona, begitupun setelah pasca lebaran ini, hindari pertemuan atau kerumunan yang berlebihan.
“Itu bisa berdampak kepada penyakit corona, Saya juga membantu memberikan pertimbangan lakukan shalat pada hari ini dengan berbagai macam pertimbangan untuk kita. Hari ini karena kita zona hijau, maka menjadi pertimbangan tentunya bisa dilaksanakan shalat dengan tetap menjaga kesehatan tetap menjaga petunjuk kesehatan agar kita terhindar dari virus corona,” papar Agus.
Dirinya mengingatkan jangan meremehkan penyakit corona ini, jangan dianggap penyakit ini tiada, penyakit ini ada dan berdampak kepada seluruh warga manusia.
“Mari kita menjaga diri dan keluarga kita agar terhindar dari penyakit corona. Atas nama pemerintah daerah Pasangkayu dan keluarga mohon maaf beribu-ribu maaf kepada seluruh warga Pasangkayu, selamat hari raya Idul Adha 1441 Hijriah Mohon maaf lahir dan bathin,” kata Agus.
Kutbah Idul Adha disampaikan Ustad Afgani menyampaikan segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, sehingga pada kesempatan ini kita semua dapat menghadiri pelaksanaan ibadah shalat Idul Adha meskipun kita semua masih dalam suasana pandemi Covid-19.
“Hari ini kita melaksanakan shalat Idul Adha dalam suasana yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena adanya kasus pandemi Covid-19 yang sedang melanda lebih dari 200 negara,” papar Afgan.
Ia menyebutkan, jumlah kasus positif terinfeksi Corona di dunia telah mencapai 16.495.309 orang, dengan angka kematian secara keseluruhan mencapai 654.327 jiwa, dan 9.590.929 pasien positif Corona sudah dinyatakan sembuh. Oleh karena itu, mari kita sekalian terus menerus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Kewajiban kita sekalian adalah menjaga dan memelihara diri kita dan keluarga dari setiap kesalahan sekecil apapun, agar dapat terhindari dari setiap kerusakan, termasuk kerusakan kehidupan kita yang diakibatkan oleh keterpaparan virus corona yang sedang melanda,” sebut Afgan.
Menurut dia, Rasulullah SAW mewariskan kepada kita ajaran Islam yang sempurna, sebagai pedoman yang jelas dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat kita, sebagaimana dalam peristiwa haji, Rasulullah SAW menerima wahyu yang menegaskan kesempurnaan Islam sebagai ajaran yang dibawanya.
“Islam bukanlah agama baru, melainkan agama yang telah dianut oleh para Nabi sebelum Nabiullah Muhammad SAW, sebagaimana millah Nabi Ibrahim AS, menganut ajaran Islam yang disebut Hanif, yakni bertauhid atau mengesakan Allah SWT. Hanif berarti keyakinan yang lurus dan menolak bentuk kemusyrikan. Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, melainkan ia adalah seorang muslim,” tutur Afgan.
Dirinya menjelaskan, Nabi Ibrahim AS tidak hanya menjadi Bapak dari para Nabi-nabi yang mengajarkan ketauhidan, tetapi Nabi Ibrahim juga adalah Nabi yang pertama meninggikan Ka’bah sebagai pusat ibadah ummat setelahnya.
“Saat ini kita tidak lagi menyaksikan rombongan jamaah haji yang berangkat ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji disebabkan karena penyebaran virus corona. Maka inilah suasana yang harus kita terima dengan penuh kesabaran, karena sesungguhnya rahmat kasih sayang Allah sangat luas bagi orang- orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman,” jelas Afgan.
Afgan mengemukakan, Allah menunjukkan keluasan ajaran Islam, sehingga Ibadah Haji ditangguhkan demi menjaga keselamatan jiwa setiap calon jamaah haji (CJH), agar tidak terpapar oleh virus corona.
“Dalam hadist Nabi ditegaskan, jangan merusak/membahayakan orang lain dan jangan pula membahayakan dirimu sendiri,” ujar Afgan.
Afgan mengungkapkan, dalam millah Nabi Ibrahim AS juga telah dicontohkan tujuan berqurban sebagai ibadah kepada Allah, dimana ibadah qurban mengajarkan kepada kita untuk ikhlas dalam beribadah, tidak menjadikan harta sebagai penghalang kita beribadah kepada Allah, tetapi sebaliknya menjadikan harta kita sebagai sarana dalam beribadah kepada Allah SWT.
“Membangun semangat toleransi, rela berkorban dan berbagi dengan orang lain dari sebagian rejeki yang Allah telah berikan kepada kita, serta membangun solidaritas terhadap sesama muslim. Peristiwa qurban yang pertama telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS. Kemudian Allah SWT memerintahkan pula kepada kita untuk berqurban,” ungkapnya.
Afgan menjelaskan, menghindarkan kerusakan, kerugian diutamakan atas upaya membawakan keuntungan, kebaikan, dalam millah Nabi Ibrahim AS juga telah dicontohkan tujuan berqurban sebagai ibadah kepada Allah.
“Ibadah qurban mengajarkan kepada kita untuk ikhlas dalam beribadah, tidak menjadikan harta sebagai penghalang kita beribadah kepada Allah SWT,” jelasnya.
Lanjut Afgan, dDemikian inilah millah Nabi Ibrahim AS yang telah disyariatkan kepada kita ummat Islam sebagai ummat Rasulullah Muhammad SAW agar menjadikan kita sebagai ummatan wahidatan, ummat yang senantiasa menjaga kesatuan dan kebersamaan.
“Semoga kita semua senanatiasa mendapatkan rahmat dan hidayah Allah SWT, serta diselamatkan dan dijauhkan dari segala musibah. Semoga ibadah kita pada tahun mendapat ridha Allah SWT, semoga yang hadir pada hari ini masih dipertemukan ditahun berikutnya untuk melaksanakan perintah Allah SWT, Amiin Ya Rabbal Alamin,” demikian Afgan.