Catatan Akhir Tahun 2019
Oleh : Mursalim Majid ( Wartawan/ Wakil Ketua PWI Sulbar)
Memasuki tahun 2020 berbagai tantangan masih kerap menghadang kita. Dalam catatan redaksi mencoba menganalisa dan merangkum satu catatan penting untuk menjadi PR kita bersama.
Untuk menjawab tantangan dan daya saing Provinsi Sulbar di tahun 2020 tak lepas dari arah kebijakan pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah ( RKPD) dan RPJMD.
Seperti apa arah kebijakan pembangunan provinsi ke 33 di Indonesia? Apa saja yang menjadi skala prioritas?
Berdasarkan data Bappeda Provinsi Sulawesi Barat telah menyebutkan prirotas pembangunan daerah tahun 2020.
Diantaranya, SDM dalam aspek pendidikan masih menjadi urgen untuk menciptakan manusia yang memiliki daya saing yang kompetitif.
Aspek kesehatan tak kalah pentingnya untuk memacu manusia sehat baik fisik dan mental.
Begitu pula kemiskinan, tak mungkin negara kuat jika kemiskinan masih terus terjadi. Kemiskinan adalah satu persoalan besar dalam mewujudkan daya saing.
Demikian pula soal penguatan konektivitas wilayah dan pembangunan berkelanjutan, serta pertumbuhan ekonomi inklusif dan tata kelola pemerintahan modern.
Kesemua instrumen itu tak bisa diabaikan jika ingin daerah ini mewujudkan daya saing yang beroreantasi pada human capital dan budaya unggul yang komprehensif.
Bappeda Sulbar menargetkan tahun 2020 Indeks Pembangunan Manusia akan berada dilevel sekita 68,65 persen.
Di sektor ekonomi, target pertumbuhannya sebesar 7,8-8,1 persen, kemudian angka kemiskinan di target turun dua digit jadi 9,62 persen.
Kendati Bappeda menilai pada level daya saing berada pada peringkat ke 23, rasio elektrifikasi 92 persen, indeks Reformasi Birokrasi masuk kategori B.
Manusia Sebagai Modal (Human Capital)
Prospek ekonomi Sulawesi Barat dilihat pada potensi sumber daya alam yang dimiliki daerah ini. Lantas. Bagaimana memanfaatkan SDA itu dengan baik dan bernilai ekonomi?
Aspek Sumber Daya Manusia ( SDM ) menjadi point penentu dalam mengelola potensi SDA itu. Artinya SDM sebagai asset atau modal ( Human Capital) yang benar – bebar dipersiapkan daerah.
Manusia sebagai modal secara implisit memiliki pengetahuan , keahlian, kemampuan, dan keterampilan.
Tak hanya segedar sumber daya yang dimiliki tapi bagaimana pengetahuan, kemampuan dan keahlian manusia itu untuk berpikir inovatif dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah.
Bukan segedar asal bapak senang atau cari muka. Dan menggunakan atau mengangkat pejabat berdasarkan kompetensi dan keahliaannya.
Tak hanya memiliki kompetensi dan keahlian. Budaya unggul menjadi satu pelengkap yang mampu mendelivery kualitas dan mutu sebagai tanggungjawab dalam lingkungan kerja.
Bentuk penghargaan atas kualitas yang dihasilkan seseorang menjadi amat penting. Menghargai kerja keras dan kerja cerdas merupakan hal yang urgen pula.
Sebab seseorang yang memiliki budaya unggul senantiasa berpikir maju, berakhlak mulia, beretika dan bertanggungjawab.
Dengan demikian, human capital dan budaya unggul akan berujung pada tujuan negara yaitu mewujudkan rasa aman, keadilan, mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan segenap rakyat.(*)