Opini

MENAKAR KONSEP” MERDEKA BELAJAR” (Bag.2)

×

MENAKAR KONSEP” MERDEKA BELAJAR” (Bag.2)

Sebarkan artikel ini

Oleh : Dr. Muslimin. M.Si

Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan segala potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman, sehat jasmani rohani, berilmu, kreatif, mandiri dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

Dalam konteks itu, maka salah satu instrumen penting dalam menggerakkan adalah guru. Guru merupakan sosok yang berperan penting dalam proses itu, guru menjadi kunci utama dalam menggapai cita cita itu. Tidak mungkin cita cita luhur itu akan tercapai jika peran guru, keberadaan guru dan fungsi guru tidak berjalan secara normal, berjalan sesuai mekanisme dan tanggung jawabnya.

Guru merupakan salah profesi yang sangat vital dan dibutuhkan oleh dunia pendidikan saat ini sebab dengannya maka keinginan untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dapat terwujud, dengannya sumber daya manusia yang handal dapat tercapai, dengannya masa depan bangsa dan negara ini akan lebih terjamin.

Lalu seperti apa Guru yang di butuhkan ?

Menurut Undang undang No.14 Tahun 2005 terdapat lima syarat menjadi seorang guru, yaitu :

pertama ; Memiliki kualifikasi akademik yaitu setidaknya sarjana S1atau Diploma IV. Kedua; memiliki kompetensi, setidaknya memimiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dikuasai. Ketiga; Memiliki sertifikat pendidik, sebagai bukti formal bahwa telah memenuhi syarat standar formal sebagai guru. Keempat; sehat jasmani dan rohani, artinya guru harus memiliki kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Kelima; memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.

Baca juga:  POLITIK DAN SENSITIVISME LOKAL

Dari konteks diatas dapat memberi gambaran bahwa betapa menjadi seorang guru tidaklah mudah, tidak sesederhana yang kita bayangkan selama ini. Syarat syarat administrasi yang bersifat formal menjadi suatu keharusan yang tidak boleh diabaikan sebab prasyarat itu menjadi langkah awal dalam memotret kelayakan seorang guru, menjadi titik awal dan krusial dalam menilai tentang kualitas seorang guru.

GURU DAN PERANNYA

Karena Guru sebagai titik sentral dalam membentuk dan mengembangkan potensi anak didik, maka peran dan tanggung jawabnya menjadi sangat penting, beberapa peran seorang guru yaitu :

Pertama; Guru sebagai pengajar. Mengajar adalah salah satu tugas utama seorang guru dimana pada posisi ini guru dituntut untuk dapat menyampaikan dan mentranspormasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didik dengan baik. Wina Sanjaya(2006) : mengatakan bahwa mengajar sebagai proses menyampaikan atau menambah ilmu pengetahuan, maka mengajar memiliki beberapa karakteristik seperti proses pengajaran beroreantasi pada guru, siswa sebagai obyek belajar, kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu, dan yang kedua mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.

Baca juga:  Tantangan Pendidikan Diera Industri 4.0

Kedua; Guru sebagai pendidik. Artinya bahwa guru dituntut menjadi pribadi yang dapat memberikan bantuan, dorongan, pengawasan dan pembinaan kepada anak didik agar menjadi patuh, menjadi taat dan disiplin serta menjadi pribadi yang baik, berbudi pekerti luhur dalam menjalankan aturan sekolah dan beraktivitas secara umum. Dan tatkala pentingnya membentuk karakter positif anak didik.

Ketiga; Guru sebagai Pembimbing. Artinya bahwa guru dituntut senantiasa memberi bantuan bimbingan secara terus menerus dan sistematis agar tercapai kemandirian dalam pemahanan, penerimaan, perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya ( Surya.2007).

Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Dari konteks ini maka sungguh terbayang dalam benak kita bahwa betapa tugas seorang guru sunggulah amat berat dan penuh tantangan. Tetapi menjadi guru bukanlah karena pilihan’ terpaksa’ tetapi menjadi pilihan karena panggilan ‘jiwa’.(*)

Example 300250