MamujuPeristiwa

Pasca Gempa Sulbar, ITAKINDO Sulteng Sebut Bangunan Rusak Berat Mutu Beton Rendah

×

Pasca Gempa Sulbar, ITAKINDO Sulteng Sebut Bangunan Rusak Berat Mutu Beton Rendah

Sebarkan artikel ini

Mamuju, Beritaini.com – Tim Rapid Assessment Kegempaan Ikatan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO) Sulawesi Tengah berangkat menuju lokasi terdampak bencana tersebut. Sama halnya ketika bencana gempa berskala 7.4 M yang memicu tsunami dan likuifaksi pada 28 September 2018 yang terjadi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala di Provinsi Sulawesi Tengah.

Tim inipun juga bergerak cepat untuk melakukan Rapid Assessment terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa gempa yang mengguncang Mamuju dan Majene, Sulbar dengan kekuatan 6,2 M pada Jumat,15 Januari 2021.

Tim Rapid Assessment Kegempaan INTAKINDO Sulawesi Tengah ini terdiri dari 4 orang dari latar belakang disiplin ilmu yang beragam, yaitu Zubair Butudoka, ST. MT., – Arsitek dan Dosen Fak. Teknik Univ. Tadulako, DR. Ir. Anwar Dolu, ST. MT – Ahli Struktur dan Dosen Fakultas Teknik Univ. Tadulako dan Zulkifly Pagessa – Arsitek dan Budayawan serta dibantu oleh Muh Yamin, ST – Tenaga Ahli Struktur.

Pada tanggal 22 Januari 2021, Tim Rapid Assessment INTAKINDO Sulawesi Tengah memfokuskan pelaksanaan kegiatan assessment kegempaan di Kota Mamuju yang mengalami dampak cukup parah.

Rapid Assessment ini dilaksanakan dengan mengambil beberapa sampel bangunan yang mengalami kerusakan cukup parah, antara lain Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, Rumah Sakit Mitra Manakarra, Hotel Maleo Mamuju, Kantor Askrindo Sulawesi Barat, Gerai Telkomsel Mamuju, dan beberapa rumah warga serta Ruko yang turut rusak.

Secara garis besar kerusakan bangunan gedung di Kota Mamuju termasuk kriteria Rusak Ringan hingga Rusak Sedang, dan beberapa gedung termasuk kriteria Rusak Berat. Untuk gedung perkantoran, fasilitas sosial, rumah tinggal, gedung ruko dengan kriteria rusak ringan hingga sedang, mengalami kerusakan pada bagian lantai, dinding bata, plafon dan kondisi struktural relatif aman.

Baca juga:  Asyik Bercengkrama, Empat Remaja Tewas Diseruduk Truk di Kalukku

Sedangkan untuk kriteria rusak berat mengalami kerusakan pada struktur gedung hingga sebagian atau seluruh bangunan tersebut runtuh. Kerusakan dan kegagalan bangunan tersebut disebabkan kualitas material dan mutu beton yang rendah serta sistem struktur yang tidak memadai sebagai struktur tahan gempa.

Keesokan harinya, Tim Rapid Assessment INTAKINDO menuju ke Kecamatan Malunda, yang merupakan wilayah terdekat dari episentrum gempa, setelah tertahan lebih dari satu jam akibat jalan yang licin oleh lumpur sisa longsoran diperbatasan Mamuju dan Majene. Setiba di Malunda, Tim melanjutkan perjalanan menuju Desa Bambangan, salah satu desa yang terdampak cukup parah karena berada dekat dengan episentrum gempa.

Dari Desa Bambangan ini Tim harus berjalan kaki menuju Dusun Batu Susun yang berjarak sekitar 4 km dari episentrum. Di dusun yang telah kosong ditinggalkan penghuninya mengungsi ini Tim mengamati kerusakan yang terjadi pada rumah warga yang ada di dusun ini dan dusun lainnya di sekitar Desa Bambangan. Banyak dari rumah tinggal warga mengalami dampak serius dari bencana kegempaan ini, mulai dari kriteria rusak ringan hingga sedang. Banyak dari rumah tinggal tersebut, mengalami kerusakan pada bagian lantai dan dinding bata, namun kondisi struktural bangunan rumah relatif aman.

Baca juga:  Pastikan Warga Taat Prokes Covid, Dit Samapta Polda Sulbar Susuri Jalan Gerbang Mamuju dan Tuna

Selain kerusakan pada fasilitas rumah tinggal, juga terjadi kerusakan pada akses jalan ke beberapa dusun di Desa Bambangan yang jalur transportasinya terisolir oleh reruntuhan massif bebatuan dan keretakan pada alur jalan, khususnya jalur jalan dari Desa Bambangan ke Dusun Batu Susun.

Data-data hasil kegiatan Rapid Assessment Kegempaan ini menjadi data base awal bagi riset yang akan dilaksanakan kemudian. Tim Rapid Assessment Kegempaan INTAKINDO Sulawesi Tengah juga disupport oleh beberapa tenaga ahli INTAKINDO Sulawesi Tengah lainnya, antara lain; Ir. M. Zein Abdullah, ST., Dr. Ir. Sukiman Nurdin, ST. MT., Muh. Rais, ST., Suhartini, ST. dan Muh. Dwi Utomo, ST.

Pada pelaksanaan Rapid Assessment Kegempaan kali ini Ir. Juni Hasan, ST. selaku Penanggung Jawab sekaligus Ketua INTAKINDO Sulawesi Tengah juga melakukan co-working dan co-management dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sulawesi Tengah dan mendapat support dari IAI Sulawesi Barat. Data-data awal serta informasi tentang lokasi yang menjadi obyek Rapid Assessment ini juga dibantu oleh Ridwan Alimuddin dkk., yang mengelola Posko Bersama Tanggap Bencana di Desa Malunda.

Tim Rapid Assessment Kegempaan INTAKINDO Sulawesi Tengah dalam waktu dekat akan merilis hasil data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan ini sebagai laporan awal yang akan dilanjutkan dengan Riset Resiliensi Kegempaan yang lebih komprehensif dan mendetail yang rencananya akan dilaksanakan dalam waktu dekat juga.(ril/beritaini.com)

Example 300250